KABAR-Jakarta, TKI Sri Panuti (43 tahun) diberitakan menjadi korban mutilasi di Kota Perak, Malaysia. Namun penyidik Kepolisian Wilayah Perak yang menangani kasus pembunuhan tersebut memastikan Sri tidak dimutilasi.Tim Satgas KBRI Kuala Lumpur yang bertemu penyidik pada hari ini dan melihat lokasi pembunuhan. Mereka kemudian bertemu dengan Inspektur Malarvili Murugason.
"Murugason menegaskan bahwa hasil otopsi menyimpulkan bahwa penyebab kematian adalah benturan kepala dengan benda tumpul. Dia juga menegaskan bahwa tubuh korban dalam keadaan utuh," tulis keterangan pers dari Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur, Selasa (16/12/2014).
Kemudian, tim satgas yang berkunjung ke rumah sakit Ipoh untuk melihat jenazah tidak diberikan akses mengingat kondisi jenazah sudah sulit dikenali akibat 'decomposed' karena jenazah diketemukan setelah beberapa hari sejak kematian. Menurut teman-teman almarhumah yang mengenal korban dengan nama Ana, korban terakhir kali terlihat di rumah temannya bernama Ari atau Bejo pada tanggal 1 Desember 2014 dan polisi menemukan jenazah pada tanggal 4 Desember 2014.
Polisi hingga saat ini belum menemukan teman korban yang bernama Ari atau Bejo yang diduga menjadi saksi kunci peristiwa tragis yang menimpa Sri Panuti. Saat ini polisi telah menetapkan Ari atau Bejo dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan telah pula menyebarkan foto Ari atau Bejo.
Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, memastikan bahwa KBRI akan secepatnya memulangkan jenazah kepada keluarga setelah didapatkan kepastian mengenai identitas korban. Dubes Herman juga meminta semua pihak untuk bersabar dan tidak mengambil kesimpulan apapun sementara kepolisian Malaysia masih menunggu hasil ante mortem dari DVI Mabes Polri untuk dicocokan dengan DNA korban. (dtk)
