Sejejer Kata Insaallah Doa Teruntuk Uwe’ ATS
BILIK tempat kamu mengurai aksarah. (Photo: ATS) |
Jejak itu masih basah
Bekas tapak lagi ada
Di rana leluhur yang kau
cinta
Kala lumpur sahaja hentak
buntala
Kabar haru Sabtu Sore
Meredup kemuning surya
Malam minggu hambar rasanya
Dan Sobatku telah menyudah
Tinta Coretannya tenga lembab
Dari Gernyit mesin Meliuk
aksara
Di kanfas karya sang
Pembudaya
meluber di Bolmong Raya
Dinangoy mu masih tersaji
Hangat di meja nan merana
Kawan kami tak berselerah
Terngiang syahdu luguhmu
Novel roma mongondow
Itu berserakan di rak
bilikmu
Komputernya masih menyalah
Tuts biner untuk rangkai
kata tak berjiwa
Asbak dan Rokok Surya hanya
bersama puntungnya
Kopi yang disaji adikmu tinggal
meminta
Hitam dan lagi hangat
hangatnya
Belum terseruput empunya
Semuahnya sedang di situ
di ruang kita kelakar ria
OLAH sagu demi lestarikan Dinangoy, kuliner khas Bolaang Mongondow, inilah Anuar Totabuan Syukur. (Photo: ATS) |
Kita telah menempa kosmik
Beradu nasib dari lambang bunyi
bermakna
Tandem sejati dalam suka
duka
Jedah bersua tapi kau tetap
bersama
Pada langka dan jejak kita
bersama
Di seantero Totabuan Raya
Terngiang gelak tawah
Kala jenaka di rubrik kau angkah
Pesan moral yang tak boleh
jumawah
Kental pesan arif nan
lokaria
Jujur Karya tertinggi di hentak
jarimu
Kami semput berucap Syukur
Anuar
Namun kau terlanjur bujur
Oooooh Togi Buta’…!!!
Kami baru Tersadar
Kau lahirkan dia Maha Karya
itu
Maujudmu itu persembah
gubahanya
Belum lengkap cicip sastranya
Telah lebur sukmanya di
dekapmu
Ooooh Togi Guma'langit..!!!
Kami Tersadar lagi
Cintaimu melebihi kami
Hantar dia di hidup hakiki
Di tujuan kita semua
Ki Kahendak Pitunogaip
Ki Kahendak Pitunogaip
Sobat kami takkan lupa
Kau sematkan semangat penjelma
Semoga karyamu jadi amal
jariah
Diganjar pahala di ruang sana
Sebagai penjaga mahkamah
digdaya
Di alam baka fonem itu jadi
bajikmu
Berjejer ekwifalen sebagai
pungga ibadah
Dan diperhitungkan Sang
Khalik seadil-adilnya….
dari Sobatmu: Hendra Dj Mokoagow