KABAR,Manado-Tingginya angka kriminal mewarnai daerah Sulawesi Utara (Sulut) belakangan ini, membuat kenyamanan warga semakin terusi. Salah satunya bisa bersumber adanya pertambahan jumlah penduduk, perkembangan teknologi membuat semuanya seakan dipermudah. Katakanlah, mudah melakukan apa saja, tanpa memandang lagi norma-norma kemanusiaan, seperti hidup rukun, saling berdampingan.
Kondisi kota Manado saat ini sangat jauh berbeda dan tidak senyaman lagi era 80 dan 90-an. Hal ini diutarakan aktivis muda, DR Jerry Massie. Massie berpendapat, pertambahan penduduk, perkembangan teknologi disusul persaingan yang begitu ketat dalam memperoleh pekerjaan. Tak heran, banyak yang gugur alias tidak memperoleh pekerjaan akibat lemahnya tingkat SDM.
Bukan tidak mungkin, kegagalan ini bukti dari mengabaikan dunia pendidikan sebelumnya. Akibatnya, banyak anak muda yang terjerumus dengan pergaulan bebas, miras, narkoba bahkan brutal dalam tindakan. “Saya anggap kota Manado terlalu welcome dengan siapa saja. Justru ini barangkali menjadi bumerang. Harus dilakukan penertiban bahkan pemeriksaan KTP kalau tidak punya identitas jelas bisa dipulangkan. Pemerintah harus memperketat pengawasan kedatangan orang yang tujuannya ke Manado yang hanya menciptakan chaos,” ujar pemerhati sosial ini.
Menurutnya, belakangan ini kejadian tawuran sepertinya sudah menjadi hal biasa, dimana soal keamanan maupun kenyamanan mulai terusik dan ini bisa berpengaruh terhadap ekonomi pada khususnya. Pemerintah Kota Manado, TNI dan kepolisian, termasuk masyarakat harusnya bisa mengendalikan masalah ini. “Coba lihat Minahasa yang beberapa pekan lalu memulangkan beberapa warga asal Cirebon, lantaran kedatangan tak disertai dengan surat jalan dan juga berkas-berkas lain. Jadi Discapil juga harus ketat, jangan sampai mengeluarkan KTP kepada warga yang tidak jelas keberadaanya,” kunci Massie.(Roi)