Select Menu
KABAR TEKNOLOGI GIF


Slider

Travel

Performance

Cute

My Place

Olahraga

Racing

Pasar Sentral di Dulangon



Ilustrasi
KABAR, Bolmong—Bupati Bolmong, Hi Salihi Mokodongan (HSM)
menilai, kondisi pasar Lolak yang makin menyempit, berada di jantung Kota, tidak memadai untuk dikembangkan.

Karena itu, Pemkab Bolmong berencana merelokasi pasar ke area yang lebih luas yakni di Desa Dulangon.

“Pasar nanti di Dulangon sebagai pasar Sentral. Pemkab Bolmong tahun 2015 ini  terus berupaya melobi dana APBN di Kementerian Perindag untuk pembangunan pasar Sentral ini di Dulangon. Jika disetujui maka pembangunannya dimulai tahun ini,’’terang Bupati HSM.

Sedangkan, eks pasar Lolak, akan menjadi pusat pertokoan modern. “Karena letaknya di jantung Kota Lolak, maka lokasi eks pasar Lolak menjadi kawasan pertokoan modern,’’tambahnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag)

Bolmong, Ir George Tanor, mengungkapkan, pembangunan fasilitas publik tersebut sudah diusulkan ke Kementerian Perindag. Diproyeksikan, pembangunan pasar Sentral di Dulangon berbandrol Rp10 miliar. “Pembangunannya diperkirakan dimulai pada akhir 2015 ini,”kata George.

(santo)
- -

Prioritaskan Anggaran Untuk Rakyat


Sehan Landjar,
KABAR, Boltim—Kiprah Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar SH, semenjak mengemban amanah rakyat memimpin daerah setempat, dinilai membawa banyak manfaat dan sarat prestasi.
Sejumlah warga yang bersua dengan KABAR, Senin (25/05/2015), membeber fakta-fakta berkenaan dengan penilaian tersebut. “Eyang (Bupati Boltim, Sehan Landjar, red) barangkali adalah satu-satunya kepala daerah yang menghibahkan anggaran pengadaan mobil dinasnya untuk dialihkan ke pengadaan mobil ambulans. Dan ambulans itu adalah satu-satunya tercanggih di Asia Tenggara, karena bisa melayani ratusan pasien sekaligus, dan ambulans itu ada di Boltim,’’beber Mama Wawan, warga Kotabunan.
Ia menuturkan, sejak 2011, Sehan Landjar menggunakan mobil pribadinya dalam menjalankan tugas Bupati Boltim. “Padahal sebagai Bupati, Eyang berhak menggunakan mobil dinas yang diadakan Pemda. Tapi Eyang menghibahkan anggaran mobil dinasnya itu sejak 2011, dan dialihkan untuk pengadaan mobil ambulans. Ini ukuran kecintaan Eyang pada rakyat, sehingga memprioritaskan kebutuhan rakyat,’’jelas perempuan berjilbab ini.
Fakta lain mengenai tata kelola keuangan, beberapa PNS mengakui kalau Bupati Sehan Landjar sangat menaruh perhatian besar pada terselenggaranya tata kelola keuangan yang baik.
“Di Bolaang Mongondow Raya, Boltim adalah daerah otonom termuda, pemerintahannya masih baru. Akan tetapi, dibawah kepemimpinan Bupati Sehan Landjar, Boltim mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ini membuktikan bahwa Eyang sanggup mengemban tugas pemerintahan, mengelola anggaran dengan baik yang didukung penuh aparatur PNS,’’papar salah satu PNS.
Di mata masyarakat Boltim, Bupati Boltim Sehan Landjar, anti terhadap nepotisme. Salah seorang warga, mengungkap fakta tentang keluarga dekat, kakak-adik Bupati Boltim Sehan Landjar. “Seantero Boltim pasti kenal kakak Bupati Boltim, yang akrab disapa Aba’ Ali. Beliau sejak dulu, hingga adiknya menjabat Bupati, tidak punya rumah. Begitu juga lainnya, saudara sekandung Bupati, mereka hidup sederhana. Terkadang ada pejabat merasa prihatin melihat kehidupan keluarga Bupati, berani menantang Bupati dan memberi keluarganya kebutuhan sandang dan pangan seadanya,’’ungkap warga Boltim.(timkabar)   


Melayani 1 X 24 Jam


SISI lain mengenai Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sehan Landjar SH, banyak ditemui Koran KABAR, ketika melakukan perjalanan jurnalistik di daerah otonom baru itu.
Adalah pesta pernikahan putra Sehan Landjar yang digelar sekira 2 tahun lalu. Beberapa warga yang bersua, Senin (25/05/2015), menuturkan, saat pelaksanaan pesta penikahan putranya, Bupati Boltim sama sekali tidak menyediakan wadah (pundi) bagi masyarakat Boltim untuk menaruh amplop yang isinya uang, layaknya orang datang sebagai undangan hajatan pesta.
“Pada saat pesta pernikahan anak Bupati, masyarakat justru diangkut dengan armada yang disediakan Bupati, dan selesai acara dihantar pulang dengan membawa amplop. Karena apa, Bupati memposisikan masyarakat sebagai masyarakat adat,’’kata Papa Hidayat, warga Boltim yang mengaku terkesan dengan peristiwa itu.
Hal lain yang diungkap warga Boltim, adalah tentang kesediaan Bupati Sehan Landjar, melayani masyarakatnya, tanpa mengenal waktu. “Di mana pun, dalam kondisi apapun, Bupati Sehan Landjar selalu punya waktu untuk masyarakat. Mungkin beliau Bupati yang melayani rakyat 1 X 24 jam. Urusan sakit pun beliau melayani. Jadi, saya memerkirakan Bupati Sehan Landjar barangkali adalah Bupati yang tidak punya uang banyak sekarang ini,’’.(*)
- -
Fenomena anggaran pejabat bersumber dari APBD, menjelma ke pemenuhan fasilitas milik pribadi pejabat di Bolaang Mongondow Raya (BMR, mulai terkuak.
Tampaknya, Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) menjadi lokomotifnya. Ini setelah aparat Kejaksaan Negeri (Kejari) Boroko, menetapkan dua tersangka, SP dan GAS, dalam kasus dugaan korupsi anggaran pelaksanaan pengadaan perlengkapan dan pemeliharaan Rumah Dinas (Rudis) Wakil Bupati (Wabup) Bolmut tahun 2013 berbandrol Rp 930 juta, yang dialihkan ke rumah pribadi Wabup.


KABAR, Bolmut—Pasca penetapan SP dan GAS sebagai tersangka, pihak Kejari Boroko, meningkatkan pengungkapan kasus dugaan tindak pidana korupsi anggaran Rudis Wabup Bolmut ke tahap penyidikan.
Kajari Boroko, Dwiyanto Prihartono SH MH, menyatakan, proses penyidikan berlangsung hingga dua bulan. “Pada pengembangan, kemungkinan besar tersangkanya bisa bertambah,’’kata Prihartono.
Dalam kasus ini, Wabup Bolmut, Suriansyah Korompot SH dan isterinya, Rahma Lulu Patadjenu, telah diperiksa sebagai saksi.
Bagaimana dana pelat merah ini menjelma pelat hitam?. Informasi yang dirangkum KABAR dari berbagai sumber, termasuk di DPRD Bolmut yang pernah menggelar hearing terkait kasus itu, bahwa terjadi kekeliruan nomenklatur atau tata nama anggaran. “Itu (kekeliruan nomenklatur) yang mengapung di hearing DPRD,’’kata Mikdat Yarbo, mantan anggota DPRD Bolmut.
Akan tetapi, dalam proses penyelidikannya, pihak Kejari Boroko menemukan bukti permulaan, tentang adanya tindak pidana korupsi. Kemudian Kejari Boroko menetapkan SP dan GAS sebagai tersangka.
Beredar kabar, proses pengalihan anggaran Rudis Wabup Bolmut ke rumah pribadi Wabup Suriansyah Korompot, selain melibatkan SP dan GAS sebagai pengelola anggaran, atas arahan dari beberapa pejabat Bolmut.
“Beberapa pihak di Bolmut, punya rekaman pengakuan dari pihak terkait anggaran Rudis Wabup, kalau arahan pengalihan dana APBDP 2013 untuk rudis Wabup ke rumah pribadi Wabup adalah arahan dari beberapa petinggi Pemkab Bolmut,’’tutur sumber.
Senada dengan itu, tersangka SP, saat dihubungi beberapa media, menyatakan dirinya hanyalah kuasa anggaran dan bukan pengguna anggaran atau yang menikmatinya. “Disayangkan saya dijadikan tumbal,"ucapnya.
Menurut SP, jika proses ini akan diseriusi, berarti pengusutannya perlu dilakukan hingga keakar dan jangan pandang bulu. SP juga mengatakan kasus ini bakal ramai karena semuanya akan terungkap dari hulu hingga hilir.Nah lho.

(timkabar)


- - - - -

  • Diduga Data BPJS Abal-abal



KELIRU: Data BPJS pada pemegang kartu BPJS di Boltim tidak sinkron dengan data sebenarnya.
KABAR, Boltim - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Pemerintah pusat  berupa Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, dinilai telah merugikan masyarakat.  

Data yang diperoleh KABAR, Minggu (15/03/2015), data di kartu BPJS kesehatan dan elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) milik warga di desa Motongkad Utara, Kecamatan Nuangan dikeluarkan pihak BPJS Kotamobagu pada tahun 2014, datanya berbeda.

“Lihat saja  di kartu BPJS Kesehatan tanggal lahir saya 01-01-1960  sedangkan di e- KTP tanggal lahirnya 17-08-1960, sedangkan milik istri saya di kartu BPJS kesehatan namanya tertulis Samia Mamonto tanggal lahir 01-01-1971,  di e- KTP Saniati Mamonto tanggal lahirnya 08-09-1967 seharusnya datanya harus sama antara e-KTP dan di kartu BPJS ini,” ungkap Yusdiantoro Paputungan.

Menurutnya, pihak BPJS yang keluarkan kartu tersebut tidak melakukan pendataan di lapangan. “Kami  menduga (BPJS, red) tak melakukan pendataan lapangan, sebab jika mereka lakukan pendataan, datanya tak akan salah seperti ini. Tak menutup kemungkinan juga kartu BPJS kesehatan milik warga lainnya berbeda datanya. Dan jujur hingga saat ini  saya masih bingung, sebab pada saat melakukan pendataan tahun lalu, pihak BPJS tidak melakukan pendataan pada keluarga saya, lebih kagetnya lagi ketika kartu BPJS ini diserahkan oleh pak sangadi Alfian Mamonto kepada saya,”ceritanya panjang lebar.

Akibat data BPJS tersebut, dia mengaku dirugikan. Sebab pada saat istrinya masuk rumah sakit Kamis (12/03/2015) pekan lalu, di rumah sakit umum Malalayang,  sempat di komplen pihak rumah sakit. “Harapan saya dengan adanya kartu BPJS ini ketika masuk rumah sakit tidak akan keluarkan biaya sepeser pun, tapi kenyataanya sejak masuk rumah sakit Malalayang yang notabenenya adalah milik pemerintah, sampai  saat ini istri saya dirawat sudah hampir tiga juta biaya yang saya keluarkan buat biaya obat,”kesal Paputungan.

Sementara itu, pihak BPJS kesehatan Kotamobagu, melalui Kepala ASKES, Foldi, ketika dikonfirmasi beberapa kali melalui nomor telepone selulernya, tidak aktif.

(modrik) 
- -